Senin, 20 Oktober 2008

Jangan Terburu Bangga Dengan Anak Gemuk


Anak bertubuh gemuk tampak sehat dan menggemaskan sehingga para orang tua akan berusaha untuk membuat sang anak menjadi gemuk. Pandangan tersebut kini menjadi tindakan yang menjerumuskan, dari sisi medis anak-anak dengan kele­bihan berat badan (overweight) apalagi sampai kegemukan (obesitas) harus diwaspadai.
Karena kegemukan pada anak dapat memicu munculnya berbagai macam penyakit teru­tama jantung, diabetes, peningkatan kadar kolesterol, gangguan ortopedik seperti kaki pengkar sampai rentan terhadap kelainan kulit. Selain itu, bentuk tubuh anak yang kegemuk­an bisa membuat si anak merasa malu bermain, sehingga tersingkir dari berbagai kegiatan di sekolah ataupun lingkungannya. Kegemukan pada anak-anak jika dibiarkan akan menetap hingga dewasa, sehingga anak tersebut ber­potensi menderita sederet penyakit seperti hipertensi, arteri koroner, kegagalan jantung, sindrom pickwickian, infeksi saluran pernafasan, diabetes melitus, perlemahan hati, hipertrigliserid, kolelitiasis dan kolesistitis, osteorthriti, maupun problem psikologis dan sosial.
Sekitar 1,7 miliar penduduk di dunia ini mempunyai risiko terserang obesitas, dan anak-anak termasuk kelompok usia yang paling potensial terkena obesitas(1). Sepuluh persen kanak-kanak, atau sedikitnya 155 juta anak muda di seluruh dunia, mengalami kelebihan berat badan dan obesitas. Sebelumnya kita menyangka obesitas merupakan problema orang dewasa, tapi kenyataanya juga mengancam anak-anak dan tampaknya makin memburuk(2). Obesitas pada anak-anak secara khusus akan menjadi masalah karena berat ekstra yang dimiliki si anak yang pada akhirnya akan mengantarkanya pada masalah kesehatan yang biasa dialami orang dewasa seperti diabetis, tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi1.
Sekarang jumlah anak penderita obesitas makin banyak di Amerika Serikat dalam tiga dekade terakhir naik dari 7,6-10,8 persen menjadi 13-14 persen; sedangkan anak sekolah di Singapura naik dari 9 persen menjadi 19 persen. Pemerintah Korea Selatan dalam hal ini Departemen Pendidikan melarang penjualan makanan siap saji (junk food) dan minuman bersoda di seluruh sekolah di negeri tersebut. Aturan tersebut sebagai usaha untuk mengatasi meningkatnya obesitas yang dialami anak-anak yang mencapai 18,5% pada tahun 2005.

Penelitian yang dilakukan oleh Boston University School of Medicine, Amerika, pada tahun 2006 dengan melibatkan 872 keluarga yang memiliki anak berusia empat tahun. Ketika mengukur body mass index, menemukan bahwa 17 persen anak-anak yang ibunya terlalu disiplin memiliki berat badan berlebih. Sementara anak yang orangtuanya kurang perhatian hanya 9,9 persen yang obesitas, sedangkan yang orangtuanya terlalu memanjakan 9,8 persen dan hanya 3,9 persen anak dari orangtua yang bersikap fleksibel mengalami kegemukan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa orangtua merupakan orang yang paling berpengaruh dalam membentuk anak menjadi gemuk, kurus, sehat atau tidak sehat. Anak-anak belajar memilih makanan mana yang sehat, berapa kali makan sehari, memilih menu makanan, porsi makan, jam berapa saat yang tepat untuk makan, maupun aktivitas apa yang akan dilakukannya setiap hari sangat ditentukan oleh peran orangtua. Hal ini jika dilakukan terus menerus akan menjadi suatu kebiasaan bagi anak.
Disinilah letak orang tua memainkan peran pola asuh dan pola pengasuhannya dengan memberikan model yang patut dicontoh dan ditiru anak kearah pembentukan perilaku pola makan dan perilaku melakukan aktivitas fisik maka dikhawatirkan anak makan semaunya dan malas bergerak akan merujuk anak pada suatu keadaan dimana anak menjadi overweight dan obesitas. Anak kelihatan sehat, gemuk dan menggemaskan yang sebenarnya tidak demikian orangtua perlu mengubah pandangan, anak gemuk adalah anak yang sehat. Orangtua perlu memperhatikan makanan yang dikonsumsi anak.
Dalam lingkungan keluarga orangtua harus memberikan contoh yang patut ditiru anak-anak mereka. Perilaku orangtua besar pengaruhnya bagi pembentukan perilaku anak. Orangtua harus sadar bahwa semua gerak geriknya mendapat sorotan anak. Bandura, mengemukakan bahwa anak-anak, belajar bukan saja dari pengalaman langsung, tetapi juga dari peniruan (imitasi) atau peneladanan (modeling). Perilaku merupakan hasil faktor-faktor kognitif dan lingkungan, artinya anak-anak mampu memiliki ketrampilan berperilaku yang baik jika lingkungan mereka amati menunjukkan perilaku tersebut.
Perilaku orangtua yang makan tanpa mengenal waktu, porsi makan selalu berlebih, rakus, kemudian tidur lalu bangun dan kembali makan cemilan dan seterusnya akan ditiru anak. Seharusnya morangtua mengendalikan diri dari akses perilaku. Kenyataan hal ini sulit dilakukan orangtua. Faktor lain yang sulit untuk dikendalikan juga berperan untuk menjadikan anak berisiko mengalami obesitas seperti kesibukan orang tua untuk mengawasi pola makan yang sehat dan olahraga sebagai prioritas dalam keluarga. Akibatnya anak sulit dikendalikan perilaku makan dan perilaku dalam melakukan aktivitas fisik. Jika peristiwa ini berlangsung lama bukan tidak mungkin anak menjadi overweight hingga obesitas.
Untuk itu berikanlah contoh/ model yang tepat dan patut untuk ditiru anak apalagi di usia 1 s/d 6 tahun sebab pada usia ini anak cenderung sekali mencontoh kegiatan orang dewasa guna melengkapi maturitas pertumbuhannya. Lakukan kontroling terhadap pola makan dan berat badan, jika terdapat indikasi obesitas konsultasikan pada dokter keluarga, spesialis anak atau ahli gizi.

Semoga tulisan ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan informasi kita semua.

Writer by: Taufik Hidayat, Psikolog. (RSUD BrigJend H. Hassan Basri Kandangan - KALSEL)

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Selamat Pagi Fik!
Senang rasanya melihat teman sukses dan sudah punya momongan. Ingat dulu ketika kamu saya bohongin (hehee...waktu masih anak-anak tentunya), aku minta carikan batere buat menerbangkan pesawat yangtak bisa kelihatan di udara (pasti kamu sudah tahu sapa aku) sorry my friend. Sekarang istriku hamil tua, insya allah lahir akhir deseember ini. Trims dan kunjungi blog ku.

Anonim mengatakan...

Assalamualaikum.
Bang taufik. ulun handak mambawai pian di rapat perdana (kopi darat) tentang pembentukan komunitas blogger di kandangan "Blogger Pahuluan".
Acaranya di Rumah Makan KFC hari minggu tanggal 23 Nopember 2008 jam 10 pagi. Keterangan lebih lanjut hubungi ulun di 08115008045. Anton.
Wassalam.