Sabtu, 29 November 2008

Personal Mastery

In Sting Experience of Leadership in Hospital__________________
What I don’t know that I don’t know
Pagi hari saya kaget ketika datang ke rumah sakit ternyata sudah berdiri barisan teman-teman perawat dengan poster-poster bertulisan mengecam manajemen tidak beres. Hari itu terjadi demo oleh teman-teman perawat menuntut segera dibereskan pembagian jasa yang tertunggak satu tahun. Pelayanan jadi tidak karuan, kacau dan rumah sakit mencadi sorot media sampai tiga hari berturut-turut.
Pasca kejadian itu saya terus berfikir kenapa kejadian memalukan ini terjadi. Saya sangat terpukul ketika upaya-upaya peningkatan mutu pelayanan yang sudah dibangun dengan susah payah tercoreng seketika dengan adanya demo tersebut. Apa yang salah dari manajemen?. Saya terus berusaha mencari informasi dengan mendatangi mereka yang rata-rata tutup mulut.
What I know I don’t know
Saya terus berfikir, menganalisa dan membuat kesimpulan sementara bahwa problemnya terletak pada komunikasi yang terputus, krisis kepemimpinan antara manajemen dan teman-teman di pelayanan. Asumsinya saat ini manajemen terlalu sibuk dengan urusannya sendiri, lebih banyak mengerjakan tugas tambahan, berupaya mensejahterakan diri sendiri tanpa memikirkan orang lain. Sehingga wajar ketidakpuasan itu meluap dan mereka menuntut haknya.
Mulai saat itu saya bertekad ini harus dibenahi segera. Sehingga saya tentukan visi dengan keyakinan untuk “menjadi pemimpin yang bertanggung jawab”. Saya berupaya giat memperbaiki hubungan manajemen dengan teman-teman perawat, selalu mendengarkan keluhan-keluhan mereka dan selalu berusaha mendekati mereka dengan baik.
What I know a little about
Sejauh upaya tersebut saya merasa masih ada topeng dalam setiap hubungan yang terbentuk. Suara-suara yang saya dengar dari mereka seakan placebo (palsu) dan tidak terus terang, mereka lebih banyak bersikap netral seakan ditutup-tutupi.
Hal iniah yang membuat saya merenungi dan mengevaluasi kembali kerja keras yang bangun sebagai pemimpin. Saya merenung di ruang kerja sampai seminggu berturut-turut berupaya mencari apa yang harus dilakukan. Suatu ketika sebelum pulang kantor saya memejamkan mata dan mulai berfikir lagi, instrospeksi atas kinerja saya. Dalam kesunyian itulah sayup-sayup saya mendengar suara yang benar-benar berbeda, semakin lama suara itu semakin jelas, dan saat itulah saya mengalami pencerahan. Suara-suara itu seperti berkata “kami jangan di jadikan anak tiri, kami ingin pemimpin yang perhatian dan membela, kami tidak ingin ditelantarkan, kami bukan sapi perahan, kami hanya ingin hak kami dikembalikan dan dihargai sebagai manusia”. Keluhan ini tidak pernah saya dengar langsung dari mereka. Dan suara tersebut melekat di hati dan pikiran saya sampai sekarang.
What I think I know
Mulai hari itu saya gigih memperjuangkan hak-hak mereka, membantu apa saja yang mereka butuhkan, merencanakan dan melengkapi fasilitas ruang perawatan agar bekerja dengan nyaman, selalu mengadakan koordinasi terbuka dan rutin disetiap ruangan, mengajak mereka berkomunikasi melalui tamasya keluarga, out bond dll. Sejauh upaya tersebut, dalam 1 tahun terakhir ternyata berbuah hasil. Hubungan manajerial dengan pelaksana teknis fungsional menjadi lebih harmonis dan saling melengkapi.
Conclusion
Kesimpulan saya adalah:
Ketika kita membuka telinga dan hati kita lebar-lebar, kita dapat mendengar hal-hal yang tak terdengar sebelumnya dan mampu mendengarkan suara yang tak terdengar adalah pelajaran wajib yang paling penting bagi siapapun yang ingin menjadi pemimpin yang baik.
Karena, baru setelah seseorang mampu mendengar suara hati pengikutnya, mendengar perasaan yang tidak terekspresikan, kesakitan yang tak terungkapkan, keluhan yang tidak diucapkan, maka barulah seorang pemimpin akan paham betul apa yang salah dan niscaya akan mampu memenuhi kebutuhan yang sesungguhnya dari para pengikutnya.


Lesson Learnt
Realitas Saat Ini
Demo ketidakpuasan perawat terhadap manajemen.
Komunikasi terputus & krisis kepemimpinan.
Ada ketidakjujuran dalam hubungan yang terjalin.
Memperjuangkan hak-hak mereka.
Tindakan Untuk Visi Saya
Berfikir untuk mencari solusi terbaik.
Visi: “menjadi pemimpin yang bertanggung jawab”.
Merenungi dan evaluasi kinerja sampai mendapat pencerahan.
Terjadi hubungan harmonis manajemen dan perawat.